Jika Diminta China Siap Terjunkan Militernya untuk Tertibkan Demonstran Hong Kong
Mastermilitery.com -
Jutaan demonstran di Hong Kong turun ke jalan dan melakukan unjuk rasa
besar-besaran, mereka merasa bahwa ini adalah kesempatan terakhir untuk melindungi
kota mereka dari pengekangan China. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang
dikenal pro-Beijing, berkukuh akan menolak seruan para demonstran untuk menunda
atau membatalkan RUU terkait ekstradisi bagi siapa pun ke China.

Awal mula dari isu
ini sebetulnya sudah berlangsung lama, dimulai sejak 16 tahun silam ketika 500
ribu orang turun ke jalan untuk memprotes UU yang akan mengkriminalisasi siapa
pun yang melawan pemerintahan China. RUU ini akan membuat pemerintah China bisa
mengekstradisi pelaku kriminal dari Hong Kong ke China daratan. Hong Kong
selama ini memang punya perjanjian ekstradisi dengan 20 negara, tapi tidak
dengan China atau Taiwan. Sehingga banyak warga Hong Kong yang meyakini, bahwa
RUU itu akan membuat orang berisiko diekstradisi ke China.
Pemerintah China
saat ini telah menyerukan bahwa pasukannya bisa dikerahkan ke Hong Kong jika
diminta. Hal ini dilakukan untuk menertibkan keamanan, setelah protes yang
dilakukan oleh para demonstran yang sudah berlangsung selama berminggu-minggu.
Bahkan aksi yang mereka lakukan kerap berujung dengan kekerasan di berbagi
tempat, bahkan Hong Kong harus terjerumus ke dalam krisis terburuk dalam
sejarah.
Ini adalah pertama
kalinya China secara terbuka merujuk kemungkinan mengerahkan Tentara Pembebasan
Rakyat (PLA) untuk menangani kerusuhan di Hong Kong. PLA telah mempertahankan
garnisun di Hong Kong sejak bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke Tiongkok
pada 1997, tetapi pasukannya umumnya tidak menonjolkan diri dan jarang terlihat
berseragam di depan umum.
Setelah pengunjuk
rasa antipemerintah merusak dinding kantor perwakilan China di Hong Kong dan merusak
lambang nasional, tindakan itupun membuat China geram dan tidak memberi
toleransi. Tindakan beberapa demonstran radikal tersebut, dianggap menantang
otoritas pemerintah pusat dan menyentuh garis dasar prinsip 'Satu negara, dua
sistem'.
Saat ini Pemerintah
Hong Kong dengan tegas menampik kabar adanya tentara Tiongkok yang telah
dikerahkan untuk menjaga kantor-kantor administrasi utama yang terkait dengan
China, termasuk kantor penghubung yang dirusak.
Tetapi tanggapan
China semakin keras pekan ini, setelah para pengunjuk rasa mengepung kantor
pemerintah pusat di Hong Kong, yang merupakan simbol kedaulatan China atas kota
itu. Secara politis, jika tentara PLA dikerahkan ke Hong Kong, itu berarti
akhir dari satu negara dua sistem atau kerangka kerja untuk mengatur Hong Kong.
Hong Kong akan menjadi kota Tiongkok seperti lainnya yang dijaga pasukan PLA.
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment